Jakarta - Pada suatu hari, ada seorang pendeta yang pergi berburu
harimau di hutan. Tapi sayang si pendeta belum cukup mahir untuk
menembak. Alhasil, tak sebutir peluru pun dari senapannya yang
menewaskan buruannya.
Akibatnya fatal. Si Raja Hutan balik
mengejar sang pendeta, yang lari tunggang langgang hingga ke tepi
jurang. Sadar maut sudah di depan mata, sang pendeta pun berdoa sambil
memejamkan mata. Begitu kembali membuka matanya setelah berdoa, si
pendeta terheran-heran melihat harimau ternyata juga tengah berdoa.
"Kenapa
kamu malah ikut-ikutan berdoa, bukannya menerkam saya?" Si harimau
menjawab sambil menyeringai. "Iya, saya membacakan doa sebelum makan."
Mantan
Presiden RI KH Abdurrahman Wahid mengungkapkan cerita bernada humor itu
saat menjadi pembicara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Antar Iman
se-Asia Pasifik di Brisbane, Australia, pada 2007. "Gegara cerita humor
itu suasana konferensi yang semula kaku dan formal langsung cair, semua
hadirin tertawa ngakak," kata Bambang Susanto, yang kala itu menjadi asisten bidang media untuk Gus Dur, kepada detikcom, Kamis (22/12/2016).
Meskipun yang menjadi bahan cerita adalah pendeta, Bambang melanjutkan, karena disampaikan dengan humor, semua pihak tetap happy. Tak ada yang tersinggung, apalagi sampai marah-marah karena menilai telah terjadi penistaan.
"Kalau
soal humor, Gus Dur memang jagonya. Beliau itu pandai mencairkan
suasana dalam situasi apa pun di mana pun," kata Hermawi Fransiskus
Taslim, yang turut menjadi anggota delegasi Indonesia dalam KTT
tersebut.
Gus Dur menjadi pembicara di KTT itu atas undangan
sahabatnya, Master Chin Kung, pimpinan Asosiasi Amitabha Buddhist, di
Queensland, Australia. Kung juga merupakan Ketua Forum Multi Faith
Centre (Pusat Multi Keyakinan) di Griffith University, Australia, dan
Pure Land Learning College Association. Pesertanya lebih dari 300 orang.
Selain Indonesia dan Australia, peserta berasal dari Cina, Thailand,
Filipina, Vietnam, Kamboja, Sri Langka, Fiji, Selandia Baru, Singapura,
dan Malaysia.
Selain humor seperti yang diceritakan ulang oleh
Bambang, ada kalimat Gus Dur tentang nilai-nilai universal kemanusiaan
yang dilontarkan dalam KTT bertema 'One Humanity, Many Faith' (satu
kemanusiaan beragam keyakinan) itu. Gus Dur, menurut Hermawi,
menyatakan, "Tidak penting apa agama atau suku Anda. Jika Anda dapat
melakukan hal-hal yang baik bagi semua orang, Anda tidak akan pernah
ditanya apa agamamu."
Pengacara yang kini menjadi politisi Partai
NasDem itu berharap nilai-nilai kemanusiaan yang diperjuangkan Gus Dur
dapat terus diteladani masyarakat Indonesia. "Andai masyarakat
meneladani hal itu, saya percaya kondisi yang memprihatinkan seperti
sekarang ini tidak perlu terjadi," ujar Hermawi.
No comments:
Post a Comment