Sunday, December 25, 2016

Meskipun yang menjadi bahan cerita adalah pendeta, semua pihak tetap happy. Tak ada yang tersinggung, apalagi sampai marah-marah karena menilai telah terjadi penistaan.

Jakarta - Pada suatu hari, ada seorang pendeta yang pergi berburu harimau di hutan. Tapi sayang si pendeta belum cukup mahir untuk menembak. Alhasil, tak sebutir peluru pun dari senapannya yang menewaskan buruannya.

Akibatnya fatal. Si Raja Hutan balik mengejar sang pendeta, yang lari tunggang langgang hingga ke tepi jurang. Sadar maut sudah di depan mata, sang pendeta pun berdoa sambil memejamkan mata. Begitu kembali membuka matanya setelah berdoa, si pendeta terheran-heran melihat harimau ternyata juga tengah berdoa.

"Kenapa kamu malah ikut-ikutan berdoa, bukannya menerkam saya?" Si harimau menjawab sambil menyeringai. "Iya, saya membacakan doa sebelum makan."

Mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid mengungkapkan cerita bernada humor itu saat menjadi pembicara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Antar Iman se-Asia Pasifik di Brisbane, Australia, pada 2007. "Gegara cerita humor itu suasana konferensi yang semula kaku dan formal langsung cair, semua hadirin tertawa ngakak," kata Bambang Susanto, yang kala itu menjadi asisten bidang media untuk Gus Dur, kepada detikcom, Kamis (22/12/2016).

Meskipun yang menjadi bahan cerita adalah pendeta, Bambang melanjutkan, karena disampaikan dengan humor, semua pihak tetap happy. Tak ada yang tersinggung, apalagi sampai marah-marah karena menilai telah terjadi penistaan.

"Kalau soal humor, Gus Dur memang jagonya. Beliau itu pandai mencairkan suasana dalam situasi apa pun di mana pun," kata Hermawi Fransiskus Taslim, yang turut menjadi anggota delegasi Indonesia dalam KTT tersebut.

Gus Dur menjadi pembicara di KTT itu atas undangan sahabatnya, Master Chin Kung, pimpinan Asosiasi Amitabha Buddhist, di Queensland, Australia. Kung juga merupakan Ketua Forum Multi Faith Centre (Pusat Multi Keyakinan) di Griffith University, Australia, dan Pure Land Learning College Association. Pesertanya lebih dari 300 orang. Selain Indonesia dan Australia, peserta berasal dari Cina, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, Sri Langka, Fiji, Selandia Baru, Singapura, dan Malaysia.

Selain humor seperti yang diceritakan ulang oleh Bambang, ada kalimat Gus Dur tentang nilai-nilai universal kemanusiaan yang dilontarkan dalam KTT bertema 'One Humanity, Many Faith' (satu kemanusiaan beragam keyakinan) itu. Gus Dur, menurut Hermawi, menyatakan, "Tidak penting apa agama atau suku Anda. Jika Anda dapat melakukan hal-hal yang baik bagi semua orang, Anda tidak akan pernah ditanya apa agamamu."

Pengacara yang kini menjadi politisi Partai NasDem itu berharap nilai-nilai kemanusiaan yang diperjuangkan Gus Dur dapat terus diteladani masyarakat Indonesia. "Andai masyarakat meneladani hal itu, saya percaya kondisi yang memprihatinkan seperti sekarang ini tidak perlu terjadi," ujar Hermawi.

No comments:

Post a Comment