MAKALAH
TENTANG
HUBUNGAN
KERAJAAN PELALAWAN
D
A N
KERAJAAN
MALAKA
Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata
Kuliah Sejarah Melayu II
Dosen
Pembimbing: AMANAN,M.HuM
Disusun oleh:
ABU RIZAL FAUZI
|
:
|
1 6 7 9 2 1 1 1 1 4
|
DEBY SINTA WATI
|
:
|
1 6 7 9 2 1 1 0 7 6
|
DINA HARDIANTI
RUSMANA
|
:
|
1 6 7 9 2 1 1 0 6 2
|
WAHYU ILAHI
|
:
|
1 6 7 8 2 1 1 0 6 7
|
FAKULTAS
ILMU BUDAYA
JURUSAN
SASTRA DAERAH / MELAYU
UNIVERSITAS
LANCANG KUNING
TAHUN
2017
DAFTAR ISI
Daftar isi ....................................................................................................... ………..ii
Kata
Pengantar ............................................................................................ ………iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang ......................................................................................... ………
1
B. Rumusan
masalah ..................................................................................... ………1
C. Tujuan
pembahasan .................................................................................. ………1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerajaan Pelalawan .................................................................................. …………
B. Kerajaan Malaka.......................................................................................
…….......
1. Pendiri…………………………………………………..……………………...…….……
2. silsilah…………………………………………………………….. ……………………..
C. Hubungan Kerajaan Pelalawan dan Kerajaan Malaka.......................... ……… ..
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan ............................................................................................. ……….
B. Saran ....................................................................................................... ……….
DAFTAR
PUSTAKA .................................................................................. ……….
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-NYA kepada kami sehingga
makalah ini selesai dengan
tepat waktu tanpa ada halangan sesuatu apapun. Makalah ini dibuat sebagai wujud rasa peduli kami tentang sejarah
karajaan-kerajaan di Indonesia khusunya di negeri melayu dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas kami sebagai mahasiswa yang mengikuti mata kuliah”Sejarah Melayu II” , dan adapun di dalam penyusunn makalah ini tentulah belum
sempurna maka dari itu kami harapkan kritik dan saran dari para pembacanya agar
makalah ini bisa lebih baik dari sisi manapun.
Amin
Tandun,
13 Februari 2017
Penyusun,
ttd
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan
peserta didik ini adalah mata kuliah yang wajib kita tempuh untuk membekali kita
sehingga dapat menjalankan tugas sehari-hari sebagai guru dengan baik. Melalui
makalah ini kita dapat mengkaji tentang pengertian dan hubungan antar kerajaan
di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan sejarah singkat menegnai kerajaan Pelalawan.
2. Menjelaskan sejarah singkat menegnai kerajaan Malaka.
3. Mengidentifikasi hubungan antar kerajaan Pelalalawan dan
Kerajaan Malaka.
4. Mengetahui hubungan antar kerajaan Pelalalawan dan
Kerajaan Malaka.
C. TUJUAN
1. Mampu menjelaskan sejarah singkat menegnai kerajaan
Pelalawan.
2. Dapat mengetahui sejarah singkat menegnai kerajaan Pelalawan.
3. Dapat mengetahui hubungan antar kerajaan Pelalalawan dan
Kerajaan Malaka
4. Dapat mengetahui hubungan antar kerajaan Pelalalawan dan
Kerajaan Malaka.
BAB II
A. Kerajaan Pelalawan
Wilayah
kerajaan pelalawan yang sekarang menjadi kabupaten pelalawan,berawal dari
kerajaan pekantua yang didirikan oleh maharaja indera (sekitar tahun 1380 M).
Beliau adalah bekas orang besar kerajaan temasik (singapura), setelah kerajaan
temasik dikalahkan oleh majapahit dipenghujung abad XIV, Sedangkan Raja Temasik
terakhir yang bernama Permaisura (prameswara) mengundurkan dirinya ke tanah
semenanjung,dan mendirikan Kerajaan Malaka.
Maharaja
Indera (1380-1420) membangun Kerajaan Pekantua di Sungai Pekantua (anak sungai
Kampar,sekarang termasuk Desa Tolam, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan)
pada tempat bernama “ Pematang Tuo” dan kerajaannya
dinamakan “Pekantua&rdquo.
Setelah
Maharaja Indera, Kerajaan Pekantua di pimpin oleh Maharaja Pura (91420-1445 M)
dan Maharaja Jaya (1480-1505 M). Kerajaan Malaka pada masa pemerintahan Sultan Mansyur
Syah PP (1459-1477 M) menyerang Kerajaan Pekantua dan Kerajaan Pekantua dapat
dikalahkan. Selanjutnya Sultan Mansyur Syah (1505-1511 M) sebagai Raja
Pekantua. Pada upacara penabalan, di umumkan bahwa Kerajaan Pekantua berubah
nama menjadi & ldquo; Kerajaan Pekantua Kampar & ldquo;.
Setelah
Munawar Syah Mangkat, di angkatlah Puteranya Raja Abdullah, Menjadi Raja
Pekantua Kampar (1511-1515 M). Di malaka, Sultan Mansyur Mangkat, di gantikan
oleh Sultan Mahmud Syah I. Pada masa inilah Kerajaan Malaka diserang dan
dikalahkan oleh Portugis (1511 M). Sultan Mahmud Syah I mengundurkan dirinya
sekitar tahun 1526 M sampai ke Pekantua Kampar. Raja Abdullah (1511-1515 M),
yang turut membantu melawan Portugis akhirnya tertangkap dan di buang ke Gowa.
Oleh karena itulah, Ketika Sultan Mahmud Syah I sampai di pekantua (1526 M)
langsung dinobatkan menjadi Raja Pekantua Kampar (1526-1528 M ) dan ketika
beliau mangkat diberi gelar & ldquo;Marhum Kampar & irdquo; yang makamnya terletak di Pekantua
Kampar. Sultan Mahmud Syah I mangkat digantikan oleh puteranya dari isterinya
Tun Fatimah, yang bernama Raja Ali, bergelar “Sultan Alauddin Riayat
Syah II &ldquo. Tak lama kemudian beliau meninggalkan Pekantua ke Tanah
Semananjung mendirikan Negeri Kuala Johor, beliau dianggap pendiri Kerajaan
Johor. Sebelum meninggalkan Pekantua, beliau menunjuk dan mengangkat Mangkubumi
Pekantua (1530-1551 M) yang bernama Tun Perkasa dengan Gelar ldquo;Raja muda
Tun Perkasa &ldquo.
B. Kerajaan Malaka
1.
Pendiri
Kerajaan Malaka didirikan oleh
Parameswara antara tahun 1380-1403 M. Parameswara berasal dari Sriwijaya, dan merupakan putra Raja Sam Agi. Saat
itu, ia masih menganut agama Hindu. Ia melarikan diri ke Malaka karena
kerajaannya di Sumatera runtuh akibat diserang Majapahit.
Berkaitan dengan asal usul
nama Malaka, Menurut Sejarah Melayu
(Malay Annals) yang ditulis Tun Sri Lanang pada tahun 1565, Parameswara
melarikan diri dari Tumasik, karena diserang oleh Siam. Dalam pelarian
tersebut, ia sampai ke Muar, tetapi ia diganggu biawak yang tidak terkira
banyaknya. Kemudian ia pindah ke Burok dan mencoba untuk bertahan disitu, tapi
gagal Kemudian Parameswara berpindah ke Sening Ujong hingga kemudian sampai di
Sungai Bertam, sebuah tempat yang terletak di pesisir pantai. Orang-orang
Seletar yang mendiami kawasan tersebut kemudian meminta Parameswara menjadi
raja. Suatu ketika, ia pergi berburu. Tak disangka, dalam perburuan tersebut,
ia melihat salah satu anjing buruannya ditendang oleh seekor pelanduk. Ia sangat
terkesan dengan keberanian pelanduk tersebut. Saat itu, ia sedang berteduh di
bawah pohon Malaka. Maka, kawasan tersebut kemudian ia namakan Malaka.
2. Silsilah
Raja/Sultan yang memerintah
di Malaka adalah sebagai berikut:
1. Permaisura yang bergelar Muhammad
Iskandar Syah (1380—1424)
2. Sri Maharaja (1424—1444)
3. Sri Prameswara Dewa Syah
(1444—1445)
4. Sultan Muzaffar Syah
(1445—1459)
5. Sultan Mansur Syah
(1459—1477)
6. Sultan Alauddin Riayat
Syah (1477—1488)
7. Sultan Mahmud Syah
(1488—1551)
3. Periode Pemerintahan
Setelah Parameswara masuk
Islam, ia mengubah namanya menjadi Muhammad Iskandar Syah pada tahun 1406, dan
menjadi Sultan Malaka I. Kemudian, ia kawin dengan putri Sultan Zainal Abidin
dari Pasai.
C. Hubungan Kerajaan
Pelalawan dan Malaka
1. Hubungan dengan
kekuatan regional
Sampai tahun 1435,
Malaka memiliki hubungan yang dekat dengan
Dinasti Ming, armada Ming berperan
mengamankan jalur pelayaran
Selat Malaka
yang sebelumnya sering diganggu oleh adanya kawanan perompak dan bajak laut.
[4] Di bawah perlindungan Ming,
Malaka berkembang menjadi pelabuhan penting di pesisir barat
Semenanjung Malaya
yang tidak dapat disentuh oleh
Majapahit dan
Ayutthaya. Namun seiring berubahnya kebijakan luar negeri Dinasti Ming, Kawasan
ujung tanah ini terus diklaim oleh Siam sebagai bagian dari
kedaulatannya sampai Malaka jatuh ke tangan
Portugal, dan setelah takluknya Malaka,
kawasan
Perlis,
Kelantan,
Terengganu dan
Kedah
kemudian berada dalam kekuasaan
Siam.
[6]
Sulalatus Salatin juga mengambarkan
kedekatan hubungan Malaka dengan
Pasai, hubungan kekerabatan ini dipererat
dengan adanya pernikahan putri Sultan Pasai dengan Raja Malaka dan kemudian
Sultan Malaka pada masa berikutnya juga turut memadamkan pemberontakan yang
terjadi di Pasai.
Ma Huan juru tulis
Cheng Ho menyebutkan adanya kemiripan adat
istiadat Malaka dengan Pasai serta ke dua kawasan tersebut telah menjadi tempat
permukiman komunitas
muslim di
Selat Malaka.
[4] Sementara kemungkinan ada ancaman
dari
Jawa dapat dihindari, terutama setelah
Sultan Mansur
Syah membina hubungan diplomatik dengan
Batara Majapahit yang
kemudian meminang dan menikahi putri Raja Jawa tersebut.
[8] Selain itu sekitar tahun 1475 di
Jawa juga muncul kekuatan muslim di
Demak yang nanti turut melemahkan hegemoni
Majapahit atas kawasan yang mereka klaim sebelumnya sebagai daerah bawahan.
Adanya keterkaitan Malaka dengan Demak terlihat setelah jatuhnya Malaka kepada
Portugal, tercatat ada beberapa kali pasukan Demak mencoba merebut kembali
Malaka dari tangan Portugal.
Jadi kesimplanya
Kerajaan Malaka merupakan sebuah kerajaan yang didirikan oleh Parameswara yang merupakan Raja yang
mengundurkan diri sebelumnya di kerajaan pelalawan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan :
Pada awalnya, Kerajaan Pelalawan bernama
Kerajaan Pekantua, karena dibangun di daerah bernama Pematang Tuo. Sekarang
masuk Desa Tolam, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan. Setelah berhasil
membangun kerajaan, raja pertama Pekantua, Maharaja Indera (1380-1420),
membangun Candi Hyang di Bukit Tuo (sekarang wilayah Pematang Buluh atau
Pematang Lubuk Emas) sebagai wujud rasa syukur.
Banyaknya barang dagangan yang dihasilkan,
terutama hasil hutan, menjadikan Kerajaan Pekantua semakin terkenal, dan secara
perlahan mulai menjadi pesaing bandar terpenting di Selat Malaka saat itu,
yakni Malaka.
Oleh karenanya, Raja Malaka, Sultan Mansyur
Syah (1459-1477), berhasrat menguasai Kerajaan Pekantua, sebagai bagian rencana
memperkokoh kekuasaan di pesisir timur Sumatera. Di bawah pimpinan Panglima Sri Nara Diraja, Malaka berhasil mengalahkan
Pekantua.
Setelah mangkat, secara
berturut-turut ia digantikan oleh Maharaja Pura (1420-1445), Maharaja Laka
(1445-1460), Maharaja Sysya (1460-1480), dan Maharaja Jaya (1480-1505).
Maharaja Jaya adalah raja terakhir Pekantua era pra Islam. Setelah era ini,
Pekantua berganti nama menjadi Pekantua Kampar.
dan:
1.
Pada awal berdirinya kerajaan Malaka
menganut ajaran agama Hindu
2.
Dalam perkembangannya Kerajaan
malaka berubah menjadi Pusat Penyebaran Agama Islam
3.
Kerajaan Malaka mengalami masa
kejayaan sejak di pimpin oleh Sultan Mansur Syah
4.
Keruntuhan Kerajaan Malaka
disebabkan oleh serangan tentara Portugis
DAFTAR
PUSTAKA
Soejono,R.Z.2008.Sejarah Nasional
Indonesia III: Zaman Prtumbuhan dan Perkembangan Islam di Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Gade,I,M.1997.Pasai Dalam
Perjalanan Sejarah: Abad ke-13 sampai Awal Abad ke-16.Jakarta: CV. Putra
Sejati Raya.