Friday, February 24, 2017

ini dia manfaat kunjungan Raja Salman ke Indonesia

Dua manfaat kunjungan Raja Salman ke Indonesia

 
Jakarta (ANTARA News) - Kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia dinilai akan meningkatkan tujuan investasi Timur Tengah khususnya negara-negara teluk.

"Kunjungan Raja Salman ke Indonesia akan besar pengaruhnya terhadap dua hal. Pertama, sesuai dengan janji pemerintah Arab Saudi sendiri, RI akan semakin menjadi negara tujuan investasi Timur tengah, khususnya negara-negara teluk," kata Peneliti senior Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri Jakarta Ali Munhanif di Jakarta, Jumat.

Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sepanjang 2016 Arab Saudi hanya merealisasikan investasi sebesar 900 ribu dolar AS.

Nilai investasi tersebut menempatkan Arab Saudi di urutan ke-57, di bawah Afrika Selatan yang menanamkan modalnya sebesar 1 juta dolar dan Mali yang mampu menginvestasikan 1,1 juta dolar.

Kedua, ia mengatakan kerja sama melawan radikalisme dan terorisme yang dijalankan oleh negara-negara yang terkena dampak teroris akan semakin berjalan secara sinergis dan sistematis.

"Baik RI maupun Arab Saudi adalah 2 negara berpengaruh di dunia Islam," kata dia.

Dalam konteks itu, ia mengatakan meningkatkan hubungan kerja sama khususnya investasi adalah kunci membangun aliansi antara negara-negara besar di dunia Islam.

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al- Saud dijadwalkan akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017 untuk memperkuat kerja sama bilateral antara Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi.

Ada lima nota kesepahaman yang akan ditandatangani pemerintah kedua negara, yaitu di bidang kerja sama budaya, kesehatan, urusan Islam serta dakwah dan layanan agama, pelayanan perjalanan udara, perjanjian pemberantasan kejahatan.
Editor: Abu Rizal Fauzi
COPYRIGHT © ANTARA 2017

MAKALAH TENTANG HUBUNGAN KERAJAAN PELALAWAN DAN KERAJAAN MALAKA



MAKALAH

TENTANG

HUBUNGAN KERAJAAN PELALAWAN
D A N
KERAJAAN MALAKA


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
                                                              
Mata Kuliah Sejarah Melayu II

Dosen Pembimbing: AMANAN,M.HuM




 

















Disusun oleh:

ABU RIZAL FAUZI
:
1 6 7 9 2 1 1 1 1 4
DEBY SINTA WATI
:
1 6 7 9 2 1 1 0 7  6
DINA HARDIANTI RUSMANA
:
1 6 7 9 2 1 1 0 6 2
WAHYU ILAHI
:
1 6 7 8 2 1 1 0 6 7



FAKULTAS ILMU BUDAYA
JURUSAN SASTRA DAERAH / MELAYU
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
TAHUN 2017
DAFTAR ISI

Daftar isi ....................................................................................................... ………..ii
Kata Pengantar  ............................................................................................  ………iii


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ......................................................................................... ……… 1
B. Rumusan masalah .....................................................................................  ………1
C. Tujuan pembahasan ..................................................................................  ………1

BAB II PEMBAHASAN
A. Kerajaan Pelalawan .................................................................................. …………
B. Kerajaan Malaka....................................................................................... …….......
1. Pendiri…………………………………………………..……………………...…….……
2. silsilah…………………………………………………………….. ……………………..
C. Hubungan Kerajaan Pelalawan dan Kerajaan Malaka.......................... ……… ..

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan  ............................................................................................. ……….
B. Saran ....................................................................................................... ……….

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. ……….










KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-NYA kepada kami sehingga makalah ini selesai dengan tepat waktu tanpa ada halangan sesuatu apapun. Makalah ini dibuat sebagai wujud rasa peduli kami tentang sejarah karajaan-kerajaan di Indonesia khusunya di negeri melayu dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas kami sebagai mahasiswa yang mengikuti mata kuliah”Sejarah Melayu II , dan adapun di dalam penyusunn makalah ini tentulah belum sempurna maka dari itu kami harapkan kritik dan saran dari para pembacanya agar makalah ini bisa lebih baik dari sisi manapun.
Amin

Tandun, 13 Februari  2017
Penyusun,



                                                                                                            ttd













BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan peserta didik ini adalah mata kuliah yang wajib kita tempuh untuk membekali kita sehingga dapat menjalankan tugas sehari-hari sebagai guru dengan baik. Melalui makalah ini kita dapat mengkaji tentang pengertian dan hubungan antar kerajaan di Indonesia.
B.   RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan sejarah singkat menegnai kerajaan Pelalawan.
2. Menjelaskan sejarah singkat menegnai kerajaan Malaka.
3. Mengidentifikasi hubungan antar kerajaan Pelalalawan dan Kerajaan Malaka.
4. Mengetahui hubungan antar kerajaan Pelalalawan dan Kerajaan Malaka.
C.     TUJUAN
1.   Mampu menjelaskan sejarah singkat menegnai kerajaan Pelalawan.
2.   Dapat mengetahui sejarah singkat menegnai kerajaan Pelalawan.
3.   Dapat mengetahui hubungan antar kerajaan Pelalalawan dan Kerajaan Malaka
4.   Dapat mengetahui hubungan antar kerajaan Pelalalawan dan Kerajaan Malaka.








BAB II
A. Kerajaan Pelalawan

Wilayah kerajaan pelalawan yang sekarang menjadi kabupaten pelalawan,berawal dari kerajaan pekantua yang didirikan oleh maharaja indera (sekitar tahun 1380 M). Beliau adalah bekas orang besar kerajaan temasik (singapura), setelah kerajaan temasik dikalahkan oleh majapahit dipenghujung abad XIV, Sedangkan Raja Temasik terakhir yang bernama Permaisura (prameswara) mengundurkan dirinya ke tanah semenanjung,dan mendirikan Kerajaan Malaka.
Maharaja Indera (1380-1420) membangun Kerajaan Pekantua di Sungai Pekantua (anak sungai Kampar,sekarang termasuk Desa Tolam, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan) pada tempat bernama “ Pematang Tuo” dan kerajaannya dinamakan “Pekantua&rdquo.
Setelah Maharaja Indera, Kerajaan Pekantua di pimpin oleh Maharaja Pura (91420-1445 M) dan Maharaja Jaya (1480-1505 M). Kerajaan Malaka pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah PP (1459-1477 M) menyerang Kerajaan Pekantua dan Kerajaan Pekantua dapat dikalahkan. Selanjutnya Sultan Mansyur Syah (1505-1511 M) sebagai Raja Pekantua. Pada upacara penabalan, di umumkan bahwa Kerajaan Pekantua berubah nama menjadi & ldquo; Kerajaan Pekantua Kampar & ldquo;.
Setelah Munawar Syah Mangkat, di angkatlah Puteranya Raja Abdullah, Menjadi Raja Pekantua Kampar (1511-1515 M). Di malaka, Sultan Mansyur Mangkat, di gantikan oleh Sultan Mahmud Syah I. Pada masa inilah Kerajaan Malaka diserang dan dikalahkan oleh Portugis (1511 M). Sultan Mahmud Syah I mengundurkan dirinya sekitar tahun 1526 M sampai ke Pekantua Kampar. Raja Abdullah (1511-1515 M), yang turut membantu melawan Portugis akhirnya tertangkap dan di buang ke Gowa. Oleh karena itulah, Ketika Sultan Mahmud Syah I sampai di pekantua (1526 M) langsung dinobatkan menjadi Raja Pekantua Kampar (1526-1528 M ) dan ketika beliau mangkat diberi gelar & ldquo;Marhum Kampar &  irdquo; yang makamnya terletak di Pekantua Kampar. Sultan Mahmud Syah I mangkat digantikan oleh puteranya dari isterinya Tun Fatimah, yang bernama Raja Ali, bergelar “Sultan Alauddin Riayat Syah II &ldquo. Tak lama kemudian beliau meninggalkan Pekantua ke Tanah Semananjung mendirikan Negeri Kuala Johor, beliau dianggap pendiri Kerajaan Johor. Sebelum meninggalkan Pekantua, beliau menunjuk dan mengangkat Mangkubumi Pekantua (1530-1551 M) yang bernama Tun Perkasa dengan Gelar ldquo;Raja muda Tun Perkasa &ldquo.
B. Kerajaan Malaka
1. Pendiri
Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara antara tahun 1380-1403 M. Parameswara berasal dari Sriwijaya, dan merupakan putra Raja Sam Agi. Saat itu, ia masih menganut agama Hindu. Ia melarikan diri ke Malaka karena kerajaannya di Sumatera runtuh akibat diserang Majapahit.
Berkaitan dengan asal usul nama Malaka,  Menurut Sejarah Melayu (Malay Annals) yang ditulis Tun Sri Lanang pada tahun 1565, Parameswara melarikan diri dari Tumasik, karena diserang oleh Siam. Dalam pelarian tersebut, ia sampai ke Muar, tetapi ia diganggu biawak yang tidak terkira banyaknya. Kemudian ia pindah ke Burok dan mencoba untuk bertahan disitu, tapi gagal Kemudian Parameswara berpindah ke Sening Ujong hingga kemudian sampai di Sungai Bertam, sebuah tempat yang terletak di pesisir pantai. Orang-orang Seletar yang mendiami kawasan tersebut kemudian meminta Parameswara menjadi raja. Suatu ketika, ia pergi berburu. Tak disangka, dalam perburuan tersebut, ia melihat salah satu anjing buruannya ditendang oleh seekor pelanduk. Ia sangat terkesan dengan keberanian pelanduk tersebut. Saat itu, ia sedang berteduh di bawah pohon Malaka. Maka, kawasan tersebut kemudian ia namakan Malaka.
2. Silsilah
Raja/Sultan yang memerintah di Malaka adalah sebagai berikut:
1. Permaisura yang bergelar Muhammad Iskandar Syah (1380—1424)
2. Sri Maharaja (1424—1444)
3. Sri Prameswara Dewa Syah (1444—1445)
4. Sultan Muzaffar Syah (1445—1459)
5. Sultan Mansur Syah (1459—1477)
6. Sultan Alauddin Riayat Syah (1477—1488)
7. Sultan Mahmud Syah (1488—1551)
3. Periode Pemerintahan
Setelah Parameswara masuk Islam, ia mengubah namanya menjadi Muhammad Iskandar Syah pada tahun 1406, dan menjadi Sultan Malaka I. Kemudian, ia kawin dengan putri Sultan Zainal Abidin dari Pasai.

C. Hubungan Kerajaan Pelalawan dan Malaka

1. Hubungan dengan kekuatan regional


Sampai tahun 1435, Malaka memiliki hubungan yang dekat dengan Dinasti Ming, armada Ming berperan mengamankan jalur pelayaran Selat Malaka yang sebelumnya sering diganggu oleh adanya kawanan perompak dan bajak laut.[4] Di bawah perlindungan Ming, Malaka berkembang menjadi pelabuhan penting di pesisir barat Semenanjung Malaya yang tidak dapat disentuh oleh Majapahit dan Ayutthaya. Namun seiring berubahnya kebijakan luar negeri Dinasti Ming, Kawasan ujung tanah ini terus diklaim oleh Siam sebagai bagian dari kedaulatannya sampai Malaka jatuh ke tangan Portugal, dan setelah takluknya Malaka, kawasan Perlis, Kelantan, Terengganu dan Kedah kemudian berada dalam kekuasaan Siam.[6]
Sulalatus Salatin juga mengambarkan kedekatan hubungan Malaka dengan Pasai, hubungan kekerabatan ini dipererat dengan adanya pernikahan putri Sultan Pasai dengan Raja Malaka dan kemudian Sultan Malaka pada masa berikutnya juga turut memadamkan pemberontakan yang terjadi di Pasai. Ma Huan juru tulis Cheng Ho menyebutkan adanya kemiripan adat istiadat Malaka dengan Pasai serta ke dua kawasan tersebut telah menjadi tempat permukiman komunitas muslim di Selat Malaka.[4] Sementara kemungkinan ada ancaman dari Jawa dapat dihindari, terutama setelah Sultan Mansur Syah membina hubungan diplomatik dengan Batara Majapahit yang kemudian meminang dan menikahi putri Raja Jawa tersebut.[8] Selain itu sekitar tahun 1475 di Jawa juga muncul kekuatan muslim di Demak yang nanti turut melemahkan hegemoni Majapahit atas kawasan yang mereka klaim sebelumnya sebagai daerah bawahan. Adanya keterkaitan Malaka dengan Demak terlihat setelah jatuhnya Malaka kepada Portugal, tercatat ada beberapa kali pasukan Demak mencoba merebut kembali Malaka dari tangan Portugal.
Jadi kesimplanya Kerajaan Malaka merupakan sebuah kerajaan yang didirikan oleh Parameswara yang merupakan Raja yang mengundurkan diri sebelumnya di kerajaan pelalawan.




BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :

Pada awalnya, Kerajaan Pelalawan bernama Kerajaan Pekantua, karena dibangun di daerah bernama Pematang Tuo. Sekarang masuk Desa Tolam, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan. Setelah berhasil membangun kerajaan, raja pertama Pekantua, Maharaja Indera (1380-1420), membangun Candi Hyang di Bukit Tuo (sekarang wilayah Pematang Buluh atau Pematang Lubuk Emas) sebagai wujud rasa syukur.
Banyaknya barang dagangan yang dihasilkan, terutama hasil hutan, menjadikan Kerajaan Pekantua semakin terkenal, dan secara perlahan mulai menjadi pesaing bandar terpenting di Selat Malaka saat itu, yakni Malaka.
Oleh karenanya, Raja Malaka, Sultan Mansyur Syah (1459-1477), berhasrat menguasai Kerajaan Pekantua, sebagai bagian rencana memperkokoh kekuasaan di pesisir timur Sumatera. Di bawah pimpinan Panglima Sri Nara Diraja, Malaka berhasil mengalahkan Pekantua.
Setelah mangkat, secara berturut-turut ia digantikan oleh Maharaja Pura (1420-1445), Maharaja Laka (1445-1460), Maharaja Sysya (1460-1480), dan Maharaja Jaya (1480-1505). Maharaja Jaya adalah raja terakhir Pekantua era pra Islam. Setelah era ini, Pekantua berganti nama menjadi Pekantua Kampar.
dan:
1.    Pada awal berdirinya kerajaan Malaka menganut ajaran agama Hindu
2.    Dalam perkembangannya Kerajaan malaka berubah menjadi Pusat Penyebaran Agama Islam
3.    Kerajaan Malaka mengalami masa kejayaan sejak di pimpin oleh Sultan Mansur Syah
4.    Keruntuhan Kerajaan Malaka disebabkan oleh serangan tentara Portugis









DAFTAR PUSTAKA



Soejono,R.Z.2008.Sejarah Nasional Indonesia III: Zaman Prtumbuhan dan Perkembangan Islam di Indonesia. Jakarta:  Balai Pustaka.
Gade,I,M.1997.Pasai Dalam Perjalanan Sejarah: Abad ke-13 sampai Awal Abad ke-16.Jakarta: CV. Putra Sejati Raya.
 Romeo,I,M.2012.Kerajaaan Malaka online), http://iqbalromeo.blogspot.com/2012/09/kerajaan-malaka.html

Friday, February 17, 2017

Selamat dan sukses terkhusu buat Kak Ibnu Ulya

Seperti yang diberitakan Riauterkini, Setelah melantik 62 Kepala Desa hasil Pilkades 2016 secara serentak, Senin (13/2/17) kemarin, pada Selasa (14/2/17) sore, Plt Bupati Rokan Hulu (Rohul) H. Sukiman giliran melantik 287 pejabat struktural eselon III dan eselon IV.
Berdasarkan Keputusan Bupati Rohul, tanggal 13 Februari 2017, ada 6 pejabat struktural administrator (Eselon III Camat) dilantik, serta 67 pejabat eselon III (non Camat).
Sedangkan pejabat struktural pengawas (eselon IV) di lingkungan Pemkab Rohul yang dilantik sendiri ada 214 orang.
Pejabat eselon III Camat yang dilantik yakni M. Franovandi dilantik sebagai Camat Rambah menggantikan Arie Gunadi, Margono dilantik sebagai Camat Tambusai Utara menggantikan Gorneng, Anang P. Putra dilantik sebagai Camat Kabun menggantikan Zulhendri.
Kemudian, Arie Kurnia Arnold dilantik sebagai Camat Rambah Hilir menggantikan Lukman Badoe, Herdianto dilantik sebagai Camat Pendalian IV Koto menggantikan Khairul Zaman, dan Ruslan dilantik sebagai Camat Kunto Darussalam menggantikan Herdianto yang kini menjabat Camat Pendalian IV Koto.
Jabatan eselon III, seperti Kabag Humas Setdakab Rohul, dari sebelumnya dijabat Syofwan digantikan oleh Abdullah SE, Humas DPRD Rohul kini dijabat Adi Irawan, Kabag Unit Pelayanan Pengadaan (ULP) Barang/ Jasa Rohul dijabat Samsul Kamar, Sekretaris Disos Rohul Damri Poti, sedangkan Ibnu Ulya dilantik sebagai Kabag Persidangan DPRD Rohul.
Dalam sambutannya, Plt Bupati Rohul H. Sukiman mengatakan pelantikan pejabat eselon III dan eselon IV ini adalah agar melaksanakan kelangsungan di kantor SKPD.
Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS), seharusnya seorang pejabat siap ditempatkan dimana saja oleh pimpinannya.
Adanya perubahan regulasi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baru, ada pejabat yang tidak mendapat jabatan, namun sebagai ASN, setiap AsN harus tetap bisa memberikan kontribusi dalam mensukseskan proses pembangunan Kabupaten Rohul.
"Saya mengharapkan, seandainya tugas kurang disenangi tetap harus dilaksanakan dengan baik. Bagi yang belum mendapat jabatan itu harus kita terima dengan baik dan ikhlas, itu dinamika dalam melaksanakan tugas," papar Sukiman.
"Semisal ditempatkan di tempat ramai atau tempat sepi, itu merupakan bagian kita mengabdi ke masyarakat. Kami semua berharap semua yang dilantik ini dapat melaksanakan tugasnya dengan baik," harapnya.
Pelantikan 287 pejabat eselon III dan eselon IV gelombang kedua di Convention Hall Islamic Center Pasirpangaraian dihadiri Sekdakab Rohul Ir. Damri, Kapolres Rohul AKBP Yusup Rahmanto, Ketua PN Pasirpangaraian Sarudi, serta pejabat di lingkungan Pemkab Rohul.
( sumber: riauterkini.com)